Musim Real Madrid adalah sebuah kupon permainan mix parlay yang telah hancur lebur. Satu per satu taruhan gagal, satu per satu harapan sirna. Kini, di hadapan jurang kegelapan total, mereka tiba di meja pertaruhan terakhir. Laga semifinal Club World Cup melawan PSG bukanlah sekadar pertandingan; ini adalah leg terakhir, taruhan penentu, dalam sebuah parlay putus asa untuk menyelamatkan secercah kehormatan dari musim yang telah menjadi bencana.
Xabi Alonso, sang dewa taktik yang datang sebagai juru selamat, telah melakukan keajaibannya. Ia membawa tim yang terluka ini ke semifinal tanpa terkalahkan. Namun, semua itu hanyalah pemanasan. Kemenangan-kemenangan sebelumnya tak ada artinya dibandingkan dengan ujian yang ada di depan mata. PSG, monster yang diciptakan dari kekuatan finansial tak terbatas dan talenta-talenta terbaik, adalah ujian sesungguhnya. Mereka adalah tim yang diakui sendiri oleh Mbappé sebagai “tim terbaik di Eropa,” lawan yang menjadi puncak dari segala kesulitan dalam sebuah kupon mix parlay.
Continue reading