Kalender sepak bola modern kini benar-benar padat merayap. Dari laga rutin Premier League dan Liga Champions tiap pekan hingga jeda internasional yang tak kenal ampun, pemain elite dunia dipaksa terus berlari tanpa henti. Kompas bahkan mencatat striker Erling Haaland seharusnya menjalani musim 370 hari nonstop dari Juli 2024 hingga Juli 2025 jika Manchester City melaju hingga final Piala Dunia Antarklub. Lebih parah lagi, ekspansi Piala Dunia Antarklub 2025 hingga 32 tim menimbulkan benturan jadwal dengan UEFA Euro Wanita 2025. Alih-alih mengurangi beban, otoritas seperti FIFA dan UEFA terkesan mengesampingkan keluhan pemain; mereka sibuk menegaskan bahwa “kalender sudah disepakati bersama” meski banyak pihak – termasuk pemain dan fans – terus mengeluh.
Continue reading