Musim Real Madrid adalah sebuah kupon permainan mix parlay yang telah hancur lebur. Satu per satu taruhan gagal, satu per satu harapan sirna. Kini, di hadapan jurang kegelapan total, mereka tiba di meja pertaruhan terakhir. Laga semifinal Club World Cup melawan PSG bukanlah sekadar pertandingan; ini adalah leg terakhir, taruhan penentu, dalam sebuah parlay putus asa untuk menyelamatkan secercah kehormatan dari musim yang telah menjadi bencana.
Xabi Alonso, sang dewa taktik yang datang sebagai juru selamat, telah melakukan keajaibannya. Ia membawa tim yang terluka ini ke semifinal tanpa terkalahkan. Namun, semua itu hanyalah pemanasan. Kemenangan-kemenangan sebelumnya tak ada artinya dibandingkan dengan ujian yang ada di depan mata. PSG, monster yang diciptakan dari kekuatan finansial tak terbatas dan talenta-talenta terbaik, adalah ujian sesungguhnya. Mereka adalah tim yang diakui sendiri oleh Mbappé sebagai “tim terbaik di Eropa,” lawan yang menjadi puncak dari segala kesulitan dalam sebuah kupon mix parlay.

Bagi Madrid, ini bukan lagi soal trofi. Ini adalah soal harga diri. Ini adalah pertaruhan untuk membuktikan bahwa musim mereka, yang penuh dengan regresi dan kekalahan memalukan, tidak berakhir sia-sia. Kemenangan atas PSG akan menjadi satu-satunya tebusan dosa, sebuah jackpot tunggal yang bisa menutupi semua kerugian catatropik yang mereka derita sepanjang tahun. Ini adalah definisi sesungguhnya dari pertaruhan “segalanya atau tidak sama sekali”.
Dan bagi Kylian Mbappé, ini adalah momen penentuan takdir. Menghadapi mantan timnya yang kini berada di puncak dunia adalah skenario paling kejam sekaligus paling puitis. Mengalahkan mereka adalah satu-satunya cara untuk membenarkan keputusannya, satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa ia tidak salah langkah. Kekalahan di sini, di leg terakhir dari parlay paling krusial dalam hidupnya, akan menjadi vonis final: bahwa ia meninggalkan tim juara untuk bergabung dengan tim yang gagal. Seluruh dunia akan menonton, menahan napas, untuk menyaksikan apakah tiket parlay terakhir Real Madrid musim ini akan berbuah penebusan atau justru mengantarkan mereka ke jurang kehancuran terdalam.